Bangkit Lagi
ReminderSaya kerap kali membaca dan mendengarkan cerita-cerita orang yang membandingkan antara dirinya kini dan dirinya di masa lalu. Banyak yang merasa bahwa hidupnya yang sekarang tak secerah dulu. Banyak gagalnya. Bahkan saya pun juga masih sering membandingkan antara saya yang dulu dan yang sekarang. Dulu selalu juara kelas, tapi sekarang ilmu-ilmu itu entah terbang ke mana. Dulu bisa jadi kreator konten tulisan dan audio visual dengan penyimak puluhan ribu, sekarang ratusan pun tak sampai. Dulu bisa ini itu, sekarang gagal itu ini. Padahal, apakah iya sekarang kita itu benar-benar gagal? Apakah iya secara tren kita itu mengalami penurunan jika dibandingkan dengan masa lalu? Apakah iya kita sudah tidak bersinar lagi seperti dulu? Belum tentu. Tentu tidak.
Sering kali kita merasa terpuruk ketika terjatuh dan tak bisa bersinar lagi seperti dulu. Kita selalu membandingkan kesuksesan di masa lalu, dengan kegagalan sementara yang kita alami hari ini. Kita merasa seolah-olah semuanya sudah selesai. Tak ada lagi yang bisa dilakukan. Semuanya gagal. Semuanya sudah tamat. Saya tidak bisa secemerlang seperti dulu lagi.
Tetapi, coba deh perhatikan. Bunga mekar di awal pagi, lalu kuncup di akhir sore. Matahari terbit di awal hari, lalu terbenam bersama senjanya. Bulan pun sama, bersinar di awal malam, redup di waktu dhuha. Apakah mereka berhenti? Tidak. Kuncup, terbenam, tenggelam, redup, gelap, itu semua hanya sementara. Mereka sadar bahwa sistem dunia itu akan berputar sehingga tak terpuruk dan terlarut dalam suatu kondisi yang menurut kita sebagai suatu hal yang negatif. Justru kondisi tersebut adalah fase di mana mereka beristirahat. Mereka akan tetap mekar, terbit, dan bersinar esok harinya, esoknya lagi, dan lagi.
So, what's the point?
It is okay to start over again.
Katakan pada dirimu, "Kalau saya jatuh tujuh kali, saya harus bisa bangkit untuk ke delapan kalinya, Bismillah!".
Mari ubah pola pikir dan afirmasi negatif pada diri kita terkait dengan kegagalan yang terasa seperti dunia sirna, menjadi suatu kondisi di mana kita perlu mengistirahatkan jiwa, menyemangati diri, dan mengevaluasi agar bisa melenting lebih jauh lagi.
Ingat-ingat ini. Dunia itu berputar. Tak selamanya kita gagal. Tak selamanya kita redup. Akan ada masanya kita kembali berhasil dan terang benderang lagi. Sekarang gagal tak mengapa. Evaluasilah yang perlu diperbaiki. Lalu, coba lah lagi dan lagi. Kita tak akan pernah tahu, dari 1000 anak panah yang kita lontarkan, ada berapa busur yang menancap tepat di tengah pusat sasaran, jika kita berhenti memanahnya. Tak perlu risau soal waktu. Selama kita masih dibangunkan di waktu shubuh, selama itu pula kita bisa dan harus terus mencoba.
Bangkitlah, bersinarlah, lagi, dan lagi.
